Hitam
yang Bercahaya
Teringatkan, kelam
surau masa lampau
Bahkan, mendung
dirasakannya hingga kini
Menghujam telak di dasar
kalbu
Terang tak lagi
menghiasi
Penuh dengan rasa
malu
Tatkala kepekatan
senantiasa didapati.
Jeruji maksiat yang
tak pernah henti
Ibarat rembulan gerhana
Hitam di setiap malam
hari
Terkelungkup penuh
resah gelisah
Di tanah itu, ia
menyesal dalam sanubari.
Pasrah kepada Sang
Maha Pemurah
Singkirkan kepongahan
dalam diri
Yang ia harapkan hanya
satu
Sebuah senyuman,
senyuman penuh cahaya
Yang perlahan melebur
hitam itu
Cahaya yang merekah
diwajahnya
Biaskan hitam dalam
kalbu
Tatkala melakoni
panggung sandiwara dunia
Oh… Tuhan!
Kau Maha Tahu, segala
sesuatu yang kulakukan
Karena-Mu lah
kurapatkan kening kebanggaanku pada rendah tanah
Ampunilah lembaran
jiwa hitam ini
Persatukanlah ia
dengan senyuman cahaya itu
Kendari, 11 November
2016
S.
D. R
Bertaubatlah..
BalasHapus