Cinta Seperti Tajwid

Cinta Seperti Tajwid

Melihatmu pertama kali bagaikan berjumpa dengan Saktah,
hanya bisa terpana dan menahan nafas sebentar.
Sejenak pandangan kita bertemu,
lalu semua seperti Idgham Mutamaatsilain, melebur jadi satu.
Sama halnya Mad bertemu Lin Sukun akan berhenti,
seperti itulah aku setiap kali memandangimu.
Namun, aku dimatamu ibarat nun mati diantara Idgham Billagunnah,
terlihat, tapi dianggap tak ada.
Meski perhatianku tak terlihat jelas seperti Alif Lam Syamsiah,
cintaku padamu seperti Alif Lam Qomariyah, terbaca jelas.
Ibarat Hamzah Qat ‘ie yang perlu disebut,
begitu pula namamu yang selalu kusebut menjelang lelap.
Hanya dirimu seorang yang bersemayam dalam jiwaku,
layaknya Idgham Mithlaiin Sighair, cuma satu, Mim.
Namamu pun tercetak tebal dalam pikiranku,
layaknya huruf Tafkhim.
Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro’ saja,
begitu juga aku yang hanya untukmu.
Dan akhirnya setelah kian lama terpendam,
ku ungkapkan perasaanku seperti Idzhar, jelas dan terang.
Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil,
paling panjang diantara yang lainnya.
Sayangku padamu sangatlah banyak,
seperti Mad Thobi’I dalam Al-Qur’an.
Setelah kau terima cintaku,
jiwaku terpantul-pantul dengan keras bagai Qalqalah Kubro.
Semoga hubungan kita seperti Idgham Bilagunnah,
Ya ! cuma berdua, Lam dan Ro’.
Semoga aku menjadi yang terakhir untukmu seperti Mad Aridli Sukun.
Dan Kuharap cinta kita seperti Waqaf Lazim,
terhenti sempurna diakhir hayat.

                                         S. D. R  
  • Cinta Seperti Tajwid
  • Sastrawan Muda
  • Kamis, 09 Maret 2017
  • 2 komentar:
 

2 komentar:

  1. cinta dapat mengubah duka menjadi suka, begitu pula sebaliknya. maka berhati-hatilah..

    BalasHapus
  2. Cinta yang suci bersih, selalu menemani basahnya bibir dalam menyebut kalam Ilahi..

    BalasHapus