Cinta
Seperti Tajwid
Melihatmu pertama
kali bagaikan berjumpa dengan Saktah,
hanya bisa terpana
dan menahan nafas sebentar.
Sejenak pandangan
kita bertemu,
lalu semua seperti
Idgham Mutamaatsilain, melebur jadi
satu.
Sama halnya Mad bertemu Lin Sukun akan berhenti,
seperti itulah aku
setiap kali memandangimu.
Namun, aku
dimatamu ibarat nun mati diantara Idgham
Billagunnah,
terlihat, tapi
dianggap tak ada.
Meski perhatianku
tak terlihat jelas seperti Alif Lam
Syamsiah,
cintaku padamu seperti Alif Lam Qomariyah, terbaca
jelas.
Ibarat Hamzah Qat ‘ie yang perlu disebut,
begitu pula namamu
yang selalu kusebut menjelang lelap.
Hanya dirimu
seorang yang bersemayam dalam jiwaku,
layaknya Idgham Mithlaiin Sighair, cuma satu, Mim.
Namamu pun
tercetak tebal dalam pikiranku,
layaknya huruf Tafkhim.
Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro’ saja,
begitu juga aku
yang hanya untukmu.
Dan akhirnya
setelah kian lama terpendam,
ku ungkapkan
perasaanku seperti Idzhar, jelas dan
terang.
Cintaku padamu
seperti Mad Wajib Muttasil,
paling panjang
diantara yang lainnya.
Sayangku padamu
sangatlah banyak,
seperti Mad Thobi’I dalam Al-Qur’an.
Setelah kau terima
cintaku,
jiwaku
terpantul-pantul dengan keras bagai Qalqalah
Kubro.
Semoga hubungan
kita seperti Idgham Bilagunnah,
Ya ! cuma berdua, Lam dan Ro’.
Semoga aku menjadi
yang terakhir untukmu seperti Mad Aridli
Sukun.
Dan Kuharap cinta
kita seperti Waqaf Lazim,
terhenti sempurna
diakhir hayat.
cinta dapat mengubah duka menjadi suka, begitu pula sebaliknya. maka berhati-hatilah..
BalasHapusCinta yang suci bersih, selalu menemani basahnya bibir dalam menyebut kalam Ilahi..
BalasHapus